IQ Tinggi, Manusia Cerdas?

”Jangan biarkan siapapun mengatakan kalau mereka lebih baik darimu, Forrest. Kalau Tuhan menginginkan semua sama, Dia akan melakukan yang sama pada kaki semua orang” kata Ny. Gump ketika orang-orang memandang rendah kaki Forrest yang aneh.

Berawal dari keresahanku ketika ditertawakan oleh seorang teman yang bertanya "Berapa hasil test IQ-mu?" Mengingatkanku pada kutipan diatas. Itu adalah salah satu kutipan favoritku dalam film adaptasi novel tahun 1986 karya Winston Groom. Forrest Grump, film drama komedi asal Amerika Serikat yang dirilis tahun 1994 ini menceritakan seorang pria dengan IQ 75 yang bertemu dengan tokoh penting bersejarah, mempengaruhi budaya pop, dan bahkan turut andil sebagai tentara dalam beberapa pertempuran bersejarah tanpa menyadari betapa pentingnya peristiwa itu. Melalui pemeran serta sutradara terbaik, Forrest Gump berhasil meraih total 13 Academy Awards (Oscars) dan memenangkan diantaranya Aktor Terbaik (Tom Hanks), dan Film Terbaik.



Melalui film ini aku belajar bahwa, kecerdasan seseorang bukanlah diukur dari seberapa besar angka yang didapat saat test IQ. Sejak pertama kali diperkenalkan pada 1869 oleh Francis Galton, IQ atau Intelligence Quotient menjadi acuan untuk mengukur kecerdasan manusia. Metode ini kemudian menjadi alat utama yang digunakan di dunia pendidikan dan dunia kerja untuk menentukan seberapa cerdas manusia satu dengan lainnya.

 Mengutip dari theasian.com, test IQ sendiri awalnya digunakan untuk mendeteksi apakah seseorang memiliki keterbelakangan mental. Namun, seiring berkembangannya zaman tes ini dianggap menjadi tolak ukur utama oleh sebagian besar masyarakat untuk menentukan seberapa cerdas mereka dan akan seberapa sukses mereka dimasa depan. Dikutip dari Independent, kecerdasan manusia terdiri dari tiga pusararan yang berputar di otak kita, bukan semata-mata ketika kita mampu melalui tahapan tes IQ.

Dr. Roger Highfield, direktur hubungan masyarakat di Science Museum di London. Menjelaskan bahwa tolak ukur kecerdasan bisa dilihat dari tiga faktor yaitu memori jangka pendek, pemikiran, dan faktor verbal. lebih lanjut

Pemikiran tentang ukuran kecerdasan manusia hanya berdasarkan test IQ tidak bisa dibenarkan. Setiap manusia itu unik dengan caranya masing-masing.

Komentar